CATATAN KECIL

Kamis, 02 Desember 2010

Surat Kepada Malam (episode 1)

Mana tunas rembulan yang setiap malam kau gantungkan di langit kamarku?
Bintangku menangis di balik awan gemawan pekatmu.
Anginmu meniupkan ruh rindu yang bertahta di hatiku yang kelu.

Rimbun di hati sebuah rahim cinta yang melahirkan sebuah kerinduan. Kebahagiaan membalur jiwa setiap orang yang ditawan olehnya. Kesakitan pun akan menghujam atas bahagia yang hanya kita sendiri yang merasakannya. Bagiku.

Malam ini aku merasakan kesakitan atas kebahagiaan. Karena aku tertawan oleh rindu kepada rembulan yang biasanya ia menyinari kamarku. Terangnya pun melebihi terang lampu. Kau harus tahu, kalau rembulan itu sanggup menembus dinding hatiku yang kelam gulita seperti pekat langitmu malam ini. Ia mampu meluruhkan niat-niat negatifku menjadi ruh positif yang memayungi tidurku.

rindu rembulan di malam gulita
meraba-raba cahaya
rindu kutemui di buta mata


^_^ Palembang, 21 November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar